Pengantar Teknologi Komputer
Sistem Bilangan Dan Kode
Disusun
Oleh:
1)
M. Andrian Pratama
2)
Rara Ariesta Priliani
3)
Tri Lestari
Dosen Pembimbing : Meiyi Darlies, S.Kom.
POLITEKNIK NEGERI
SRIWIJAYA
TEKNIK KOMPUTER
Tahun Ajaran 2011/2012
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka penulis dapat
menyelesaikan penulisan Makalah Pengantar Teknologi Komputer, “SISTEM BILANGAN DAN KODE”. Salawat
serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan agung rasulullah SWT dan
keluarga besar beserta sahabatserta pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami juga menyadari banyaknya
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu , kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna mencapai keinginan kami yaitu
agar tercapai dan terwujudnya tulisan yang bermanfaat dan berguna.
Hanya itu yang dapat kami sampaikan,
lebih dan kurang kami mohon maaf. Semoga makalah yang sederhana ini, dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin
Palembang, Januari 2012
penulis
Sistem Bilangan dan Kode
Sistem bilangan yang digunakan dalam
sistem komputer ada 4, yaitu : bilangan desimal, bilangan biner, bilangan
oktal, dan bilangan heksadesimal. Sedangkan sistem kode yang digunakan ada 4
yaitu : kode EBC, kode EBCDIC, kode ASCII dan UNICODE. Selanjutnya akan
dijelaskan satu persatu.
Komputer mengolah data yang ada
adalah secara digital, melalui sinyal listrik yang diterimanya atau
dikirimkannya. Pada prinsipnya, komputer hanya mengenal dua arus, yaitu on atau
off, atau istilah dalam angkanya sering juga dikenal dengan 1 (satu) atau 0
(nol). Kombinasi dari arus on atau off inilah yang yang mampu membuat komputer
melakukan banyak hal, baik dalam mengenalkan huruf, gambar, suara, bahkan
film-film menarik yang anda tonton dalam format digital.
Daftar Istilah
- CODE, simbol-simbol yang terdiri
atas angka,huruf, tanda baca, karrakter.
- CODED, sistem pengkodean untuk
transmisi digital.
- CHARACTER, Karakter merupakan
lambang-lambang yang terdiri dari huruf, angka, serta lambang-lambang
lainnya, dibentuk dari susunan bit.
- RADIKS,Jumlah simbol.
Perbedaan sistem bilangan dan kode
adalah Sistem kode mengkodekan semua karakter dalam alat-alat input atau
keyboard pada proses di ADC (Analog to Digital Converter). Sedangkan sistem
bilangan hanya mengkodekan bilangan atau angka.
1.1 Bilangan
Desimal
Sistem bilangan puluhan atau desimal (decimal
system) adalah sistem bilangan
yang
kita pergunakan sehari-hari. Sistem bilangan ini disusun oleh sepuluh simbol
angka yang mempunyai nilai yang berbeda satu sama lain dan karena itu dikatakan
bahwa dasar/basis atau akar (base, radix) dari pada sistem bilangan ini adalah
sepuluh. Kesepuluh angka dasar tersebut, sebagaimana telah kita ketahui,
adalah:
0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
Nilai yang terkandung dalam setiap simbol angka
secara terpisah (berdiri sendiri) disebut nilai mutlak (absolute value).
Jelaslah bahwa harga maksimum yang dapat dinyatakan oleh hanya satu angka
adalah 9. Harga-harga yang lebih besar dapat dinyatakan hanya dengan memakai
lebih dari satu angka secara bersama-sama. Nilai yang dikandung oleh setiap
angka di dalam suatu bilangan demikian ditentukan oleh letak angka itu di dalam
deretan di samping oleh nilai mutlaknya. Cara penulisan ini disebut sebagai
sistem nilai (berdasarkan) letak/posisi (positional value system). Angka yang
berada paling kanan dari suatu bilangan bulat tanpa bagian pecahan disebut
berada pada letak ke 0 dan yang di kirinya adalah ke 1, ke 2 dan seterusnya
sampai dengan ke (n-1) jika bilangan itu terdiri dari n angka. Nilai letak dari
pada angka paling kanan, yaitu kedudukan ke 0, adalah terkecil, yaitu = 1. Nilai letak ke 1 adalah , nilai letak ke 2
adalah = 100, dan seterusnya nilai letak ke n-1
adalah .
Untuk bilangan yang mengandung bagian pecahan,
bagian bulat dan pecahannya dipisahkan oleh tanda koma (tanda titik di Inggris,
Amerika, dan lainlain). Angka di kanan tanda koma puluhan (decimal point)
disebut pada kedudukan negatif, yaitu letak ke -1, ke -2 dan seterusnya dan
nilai letaknya adalah , , dan seterusnya untuk kedudukan ke (-m) di kanan koma puluhan.
Nilai yang diberikan oleh suatu angka pada suatu bilangan adalah hasil kali
dari pada nilai mutlak dan nilai letaknya. Jadi, nilai yang diberikan oleh
angka 5 pada bilangan 1253,476 adalah 5x = 50 dan yang diberikan oleh angka 7 adalah 7x= 0,07.
Secara umum, suatu bilangan puluhan yang terdiri
atas n
angka di kiri tanda koma puluhan dan m angka di kanan tanda koma puluhan, yang
dapat dinyatakan dalam bentuk:
N
= ... , ...
mempunyai
harga yang dapat dinyatakan dalam bentuk:
N
= an-1 10n-1 + an-2 10n-2 +...+ a1 101 + a0 100 + a-1 10-1 + a-2 10-2 + ...+
a-m 10-m.
(1.1)
ü Bilangan desimal yang dikenal dari 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.
ü Bilangan Radik : 10
ü Misalnya : 2510
= 2x101 + 5x100
= 20 + 5
= 25
Umumnya penulisan subscript 10 tidak
digunakan.
1.2 Biner, Oktal dan Heksadesimal
Secara umum, semua sistem digital bekerja dengan
sistem bilangan biner (binary) sehingga sistem binerlah yang paling penting
dalam sistem digital. Selain sistem bilangan biner, sistem yang paling umum
dipakai dalam pengkodean instruksi untuk komputer digital adalah sistem
bilangan oktal dan hekadesimal. Harga dalam desimal (puluhan) yang dinyatakan
oleh suatu bilangan biner, oktal, heksadesimal atau yang lain-lain yang bukan
desimal dapat dihitung dengan memakai rumus:
an-1an-2... a1a0 a-1a-2... a-m = an-1 +
an-2
+... + a1 +a0
+ a-1 +
... + a-m
(1.2)
dengan:
an-1 = angka yang paling kiri,
R =
Angka dasar dari pada sistem bilangan
n = cacah angka yang menunjukan bilangan
bulat
m =
cacah angka yang menunjukkan bilangan pecahan
Persamaan (1.2), yang merupakan bentuk umum dari
pada persamaan (1.1), berlaku untuk semua sistem bilangan yang berdasarkan
letak yang tegas. Untuk semua sistem bilangan seperti bilangan Romawi,
misalnya, persamaan ini tentunya tak dapat dipergunakan.
1.2.1
Bilangan Biner
Sistem bilangan biner mempunyai hanya dua macam
simbol angka, yaitu 0 dan 1, dan karena itu dasar dari sistem bilangan ini
adalah dua. Harga yang ditunjukkan oleh bilangan biner dalam puluhan dapat
dihitung dengan memakai persamaan (1.2) di atas dengan memasukkan R= 2 ke
dalamnya. Sebagai contoh, harga bilangan biner 101,01 adalah :
1 x 22
+ 0 x 21
+ 1 x 20
+ 0 x 2-1
+ 1 x 2-2
= 5,25
Dapat disadari bahwa bila kita bekerja dengan lebih
dari satu bilangan, maka kita akan mengalami kebingungan bila kita tidak
memakai suatu tanda yang menyatakan dasar setiap bilangan. Untuk mencegah hal
ini, pada setiap bilangan dicantumkan dasar bilangannya, seperti (101)2 atau
1012 untuk menyatakan bilangan 101 dalam biner. Jadi, contoh diatas dapat
dituliskan sebagai :
=
Untuk uraian selanjutnya, kita akan memakai cara
penulisan ini bilamana diperlukan. Bilamana dasar dari pada bilangan sudah
jelas dari uraian ataupun bila kita hanya membicarakan satu sistem bilangan,
tentunya kita tidak perlu dan tak akan memberikan tanda tersebut. Didalam
praktek pemrograman komputer, sering tanda tersebut hanya diberikan kepada
bilangan yang bukan puluhan.
ü Bilangan yang dikenal dari 0,1.
ü Bilangan Radik : 2
ü Misalnya : 1012 = 1*22 + 0*21+1*20
= 4 + 0 + 1
= 5
1.2.2
Bilangan Oktal
Bilangan Oktal mempunyai delapan macam simbol angka,
yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan karena itu, dasar daripada bilangan ini
adalah delapan. Harga desimal yang dinyatakan oleh suatu bilangan oktal
diperoleh dengan memasukkan R= 8 kedalam pers. (1.2) di depan. Sebagai contoh:
(235,1)8 = 2 x 82 + 3 x 81 + 5 x 80 + 1 x 8-1 = (157,125)10.
ü Bilangan yang dikenal dari 0,1,2,3,4,5,6,7.
ü Bilangan Radik : 8
ü Misalnya : 258 = 2 * 81 + 5 * 80
= 16+5 = 21
1.2.3
Bilangan Heksadesimal
Sistem bilangan Heksadesimal terdiri atas 16 simbol
angka sehingga bilangan dasarnya adalah 16. Sepuluh dari simbol tersebut
diambil dari kesepuluh simbol angka pada sistem bilangan puluhan dan enam angka
yang lain diambil dari huruf dalam abjad A - F. Jadi, ke-16 simbol heksadesimal
adalah: 0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F.
Huruf-huruf A, B, C, D, C dan F secara berturut-turut
bernilai 10, 11, 12, 13, 14, 15.
Harga
desimal yang dinyatakan oleh bilangan heksadesimal juga dapat dihitung dengan memasukkan
harga R = 16 kedalam pers. (1.2) di depan. Sebagai contoh :
= 3
x 162 +
12 x 161 +
5 x 160 +
10 x 16-1=
ü Bilangan yang dikenal dari
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F.
ü Bilangan Radik : 16
ü Misalnya :
2516 = 25H
= 2*161 +5*160
= 32+5
= 37
BINARY CODE DECIMAL (BCD)
BCD adalah sandi yang mengkonversi bilangan desimal
langsung ke bilangan binernya sehingga ∑ BCD adalah 10, sebagaimana ∑ bil.
desimal.
Tabel konversi BCD
BIL. DESIMAL
|
8
|
4
|
2
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
3
|
0
|
0
|
1
|
1
|
4
|
0
|
1
|
0
|
0
|
5
|
0
|
1
|
0
|
1
|
6
|
0
|
1
|
1
|
0
|
7
|
0
|
1
|
1
|
1
|
8
|
1
|
0
|
0
|
0
|
9
|
1
|
0
|
0
|
1
|
EXTENDED BINARY CODED DECIMAL
INTERCHANGE CODE (EBCDIC)
EBCDIC adalah sebuah standar kode biner untuk
alphabetic dan angka yang diciptakan oleh IBM untuk sistem sandi yang
mengkonversi bilangan desimal langsung ke bilangan biner untuk operasinya yg
berskala besar. Kode ini digunakan untuk file text di sistem operasi IBM OS/390
untuk server S/390-nya dan untuk telex.
UNICODE
UNICODE adalah satu metoda baru dalam pengaturan kode
biner untuk text dan bentuk tulisan lainnya. Metoda ini diharap dapat
menjembatani berbagai karakter yang tidak sama dengan tulisan latin. Katakanlah
tulisan Cina, Arab, Aksara Bali, dan lain sebagainya.
AMERICAN STANDARD CODED FOR
INFORMATION INTERCHANGE (ASCII)
ASCII adalah format yang banyak digunakan untuk file
teks di dalam dunia komputer dan internet untuk pengkodean alphabetic, numeric,
atau karakter khusus dengan 256 kode (8 bit biner).
Karakteristik Tabel ASCII
Kode sistem tak tercetak (Non Printable System Codes)
antara 0 – 31.
ASCII lebih rendah (Lower ASCII), antara 32 – 137.
Diambil dari kode sebelum ASCII digunakan, yaitu sistem American ADP, sistem
yang bekerja pada 7 bit biner.
ASCII lebih tinggi (Higher ASCII), antara 128 – 255.
Bagian ini dapat diprogram, sehingga dapat mengubah-ubah karakter.
Tabel kode ASCII
KESIMPULAN
· · Sistem bilangan yang digunakan dalam
sistem komputer ada 4, yaitu: Bilangan Desimal, Bilangan Biner,
Bilangan Oktal,
dan Bilangan Heksadesimal. Sedangkan sistem kode yang digunakan ada 4 yaitu:
Kode
EBC, kode EBCDIC, kode ASCII, dan UNICODE.
· · Komputer mengolah data yang ada adalah
secara digital, melalui sinyal listrik yang diterimanya atau
dikirimkannya.
Pada prinsipnya, komputer hanya mengenal 2 arus, yaitu On atau Off, atau
istilah dalam
angkanya sering juga dikenal dengan 1 (satu) atau 0 (nol).
Kombinasi dari arus On atau Off inilah yang
mampu membuat komputer melakukan
banyak hal, baik dalam mengenal huruf, gambar, suara bahkan
film-film menarik
yang anda tonton dalam format digital.
· · Sistem bilangan puluhan atau desimal
(decimal system) adalah sistem bilangan yang kita pergunakan
sehari-hari.
Sistem bilangan ini disusun oleh 10 simbol angka yang mempunyai nilai yang
berbeda satu
sama lain dan karena itu dikatakan bahwa dasar/basis atau akar
(base, radix) dari pada sistem bilangan
ini adalah sepuluh. Kesepuluh angka
dasar tersebut, sebagaimana telah kita ketahui, adalah:
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
· Sistem
bilangan biner mempunyai hanya dua macam simbol angka yaitu 0 dan 1, dan karena
itu dasar dari sistem bilangan ini adalah dua.
· Bilangan
Oktal mempunyai delapan macam simbol angka, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan
karena itu dasar dari sistem bilangan itu adalah dua.
· Sistem
bilangan Heksadesimal terdiri atas 16 simbol angka sehingga bilangan dasarnya
sdalah 16. Sepuluh dari simbol tersebut diambil dari kesepuluh simbol angka
pada sistem bilangan puluhan dan enam angka yang lain dari huruf dalam abjad
A-F. Jadi, ke-16 simbol heksadesimal adalah: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A,
B, C, D, E, F.
· BCD
adalah sandi yang mengkonversi bilangan desimal langsung ke bilangan binernya
sehingga Ʃ BCD adalah 10, sebagaimana Ʃ bil. desimal.
· EBCDIC
adalah sebuah standar kode biner untuk alphabetic dan angka yang diciptakan
oleh IBM untuk sistem sandi yang mengkonversi bilangan desimal langsung ke
bilangan biner untuk operasinya yang berskala besar. Kode ini digunakan untuk
file text di sistem operasi IBM OS/390 untuk server S/390-nya dan untuk telex.
· UNICODE
adalah satu metoda baru dalam pengaturan kode biner untuk text dan bentuk
tulisan lainnya. Metoda ini diharap dapat menjembatani berbagai karakter yang
tidak sama dengan tulisan latin. Katakanlah tulisan Cina, Arab, Aksara Bali,
dan lain sebagainya.
· ASCII
adalah format yang banyak digunakan untuk file teks di dalam dunia komputer dan
internet untuk pengkodean alphabetic, numeric, atau karakter khusus dengan 256
kode (8 bit biner).
PERTANYAAN
Pertanyaan I
Pertanyaan dari M. Ikhsan Barokah
(Kelompok 3)
Kode ASCII (American Standart Code for
Information Interchange) menggunakan kode 7-bit, tetapi mengapa dalam
pelaksanaannya tetap menggunakan 8-bit?
Jawaban:
ASCII (American
Standart Code for Information Interchange), menggunakan 7-bit guna menyajikan
beberapa data. Sistem ini digunakan oleh beberapa pabrik komputer secara
bersama-sama sehingga menghasilkan suatu standart yang baku untuk semua jenis
komputer. Walaupun ASCII menggunakan kode 7-bit , tetapi dalam pelaksanaannya
tetaplah 8-bit yang digunakan. Sebab masih menggunakan extra bit yang digunakan
untuk mendeteksi pelbagai kesalahan yang timbul.
Pertanyaan II
Pertanyaan dari Stefanus Dear (Kelompok
4)
Jelaskan mengapa pada kode ASCII 8 bit
biner menghasilkan 256 kode !
Jawaban:
Kode ASCII memiliki
komposisi bilangan biner sebanyak 8 bit. Dimulai dari 0000 0000 hingga 1111
1111.
1111 1111
ð (1 x 20)
+ (1 x 21) + (1 x 22) + (1 x 23) + (1 x 24)
+ (1 x 25) + (1 x 26) + (1 x 27)
ð 1 + 2 + 4 + 8 + 16 + 32 + 64 + 128
ð 255
Jadi, total kombinasi yang dihasilkan sebanyak 256, dimulai dari kode
0 hingga 255 dalam sistem bilangan Desimal.
Pertanyaan III
Pertanyaan dari Khusna Amaliya (Kelompok
2)
Apa perbedaan kode ASCII lebih rendah dengan
ASCII lebih tinggi, dan jelaskan!
Jawaban:
Perbedaan
kode ASCII lebih rendah dengan ASCII lebih tinggi adalah:
·
ASCII lebih rendah (Lower ASCII), antara 32 –
137. Diambil dari kode sebelum ASCII digunakan, yaitu sistem American ADP,
sistem yang bekerja pada 7 bit biner.
·
ASCII lebih tinggi (Higher ASCII), antara 128 –
255. Bagian ini dapat diprogram, sehingga dapat mengubah-ubah karakter.
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto Hartono, MBA, Ph.D, Pengenalan Komputer, Andi Yogyakarta,
Edisi ketiga, cetakan ketiga, 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar